The Platform: Kisah Mengerikan tentang Kelas Sosial dan Survival

bagikan

Film The Platform adalah sebuah karya sinematik yang menggugah pikiran yang mengangkat tema-tema berat seperti kapitalisme, ketidaksetaraan sosial, dan dinamika kekuasaan dalam konteks yang ekstrem.

The Platform: Kisah Mengerikan tentang Kelas Sosial dan Survival

Dikenal juga dengan judul “El Hoyo,” film ini dirilis pada tahun 2019 dan disutradarai oleh Galder Gaztelu-Urrutia. Melalui alur naratif yang menegangkan dan alegori sosial yang mendalam, The Platform memberikan perspektif baru tentang kondisi manusia di tengah sistem yang kejam.

Klik link berikut ini untuk mengetahui lebih banyak tentang REVIEW FILM INDONESIA dan seluruh dunia yang seru dan juga menarik.

Alur Film The Platform

The Platform mengikuti kisah Goreng, seorang pria yang masuk ke dalam penjara vertikal bernama “The Hole” dengan harapan bisa berhenti merokok dan membaca buku. Penjara ini terdiri dari ratusan lantai, dengan dua tahanan di setiap lantai. Setiap hari, sebuah platform yang penuh dengan makanan mewah turun dari lantai teratas ke lantai terbawah. Tahanan di lantai atas bisa makan sepuasnya, sementara mereka yang di lantai bawah harus puas dengan sisa-sisa makanan, jika ada. Setiap bulan, para tahanan dipindahkan ke lantai yang berbeda, sehingga mereka bisa berada di lantai atas satu bulan dan di lantai bawah pada bulan berikutnya.

Goreng bertemu dengan berbagai tahanan lain seperti Trimagasi dan Imoguiri, yang masing-masing memiliki pandangan dan cara bertahan hidup yang berbeda. Melalui interaksi dengan mereka, Goreng mulai memahami betapa tidak adilnya sistem ini dan berusaha mencari cara untuk mengubahnya. Dia mencoba untuk memastikan bahwa makanan cukup untuk semua orang, tetapi menghadapi banyak rintangan dari mereka yang lebih memilih untuk mempertahankan keadaan yang ada. Perjalanan Goreng di “The Hole” menjadi simbol perjuangan melawan ketidakadilan dan keserakahan dalam masyarakat.

Baca Juga: Waiting to Exhale – Transformasi dalam Persahabatan

Tokoh dan Peran

Berikut ini adalah tokoh dan peran yang terdapat pada film The Platform:

  • Goreng: Tokoh utama yang masuk penjara vertikal untuk mendapatkan diploma. Dia idealis dan berusaha mencari keadilan dalam sistem yang kejam.
  • Trimagasi: Rekan satu sel Goreng di awal cerita. Dia sinis dan pragmatis, menjalani hukuman karena pembunuhan, dan membawa pisau asah sebagai benda pilihannya.
  • Miharu: Wanita misterius yang secara berkala turun melalui platform untuk mencari anaknya. Dia sering terlibat dalam kekerasan untuk bertahan hidup.
  • Imoguiri: Mantan pegawai administrasi yang masuk ke penjara karena penyakit terminal. Dia berusaha memperbaiki sistem dari dalam dan membawa anjing sebagai benda pilihannya.
  • Baharat: Penghuni yang berusaha naik ke lantai atas dengan bantuan Goreng. Dia kuat dan penuh harapan, membawa tali sebagai benda pilihannya.

Produksi dan Rilis

The Platform adalah film fiksi ilmiah horor asal Spanyol yang disutradarai oleh Galder Gaztelu-Urrutia. Film ini diproduksi oleh Basque Films dan Mr. Miyagi Films, dengan skenario yang ditulis oleh David Desola dan Pedro Rivero. Proses produksi film ini melibatkan sinematografer Jon D. Domínguez dan penata musik Aranzazu Calleja. Film ini pertama kali tayang di Toronto International Film Festival (TIFF) pada 6 September 2019, di mana ia memenangkan penghargaan People’s Choice Award for Midnight Madness.

Setelah penayangan perdananya, The Platform mendapatkan kesepakatan distribusi global melalui Netflix dan dirilis pada 20 Maret 2020. Film ini dengan cepat menjadi populer di platform tersebut, menarik perhatian penonton dengan tema distopia dan kritik sosialnya yang tajam. Kesuksesan film ini di Netflix mendorong produksi sekuelnya, yang dirilis pada 4 Oktober 2024.

Tema dan Pesan The Platform

The Platform adalah film yang menggambarkan kritik sosial terhadap ketidakadilan dan ketimpangan dalam distribusi sumber daya. Film ini menggunakan penjara vertikal sebagai metafora untuk masyarakat yang terstratifikasi, di mana makanan yang melimpah di lantai atas semakin berkurang saat turun ke lantai bawah. Tema utama yang diangkat adalah keserakahan, egoisme, dan perjuangan untuk bertahan hidup dalam sistem yang tidak adil. Melalui karakter Goreng dan perjalanannya, film ini mengeksplorasi bagaimana individu bereaksi terhadap situasi ekstrem dan bagaimana solidaritas dan kolaborasi dapat menjadi kunci untuk perubahan.

Pesan yang ingin disampaikan oleh film ini adalah pentingnya empati dan berbagi dalam menghadapi ketidakadilan sosial. Meskipun sistem yang ada tampak tidak dapat diubah, tindakan kecil dari individu dapat membawa perubahan signifikan. Film ini juga menyoroti bagaimana kekuasaan dan privilese sering kali disalahgunakan, dan bagaimana mereka yang berada di posisi lebih tinggi memiliki tanggung jawab moral untuk membantu yang kurang beruntung. Dengan akhir yang ambigu, The Platform mengajak penonton untuk merenungkan kondisi sosial saat ini dan mempertanyakan peran mereka dalam menciptakan masyarakat yang lebih adil.

Penerimaan dan Kritik The Platform

The Platform menerima sambutan yang cukup positif dari para kritikus dan penonton. Film ini dipuji karena konsepnya yang orisinal dan eksekusi yang kuat dalam menggambarkan kritik sosial terhadap ketidakadilan dan ketimpangan ekonomi. Pada Toronto International Film Festival (TIFF) 2019, film ini memenangkan penghargaan People’s Choice Award for Midnight Madness, yang menunjukkan apresiasi tinggi dari penonton. Selain itu, film ini juga mendapatkan skor tomatometer 80% di Rotten Tomatoes dan rating 7/10 di IMDb. Menunjukkan penerimaan yang baik secara umum.

Namun, film ini juga menerima kritik, terutama terkait dengan adegan kekerasan dan gore yang dianggap terlalu ekstrem oleh beberapa penonton. Beberapa kritikus merasa bahwa pesan sosial yang ingin disampaikan terkadang tertutupi oleh visual yang brutal dan disturbing. Meskipun demikian, The Platform berhasil memicu diskusi tentang ketidakadilan sosial dan kapitalisme, menjadikannya film yang relevan dan provokatif di tengah kondisi sosial saat ini.

Musik dan Suara

Musik dan suara dalam The Platform memainkan peran penting dalam menciptakan suasana yang mencekam dan intens. Latar Musik untuk film ini digubah oleh Aranzazu Calleja, yang berhasil menciptakan skor yang memperkuat atmosfer klaustrofobik dan ketegangan psikologis yang dialami oleh para karakter. Komposisi musiknya menggunakan instrumen yang minimalis namun efektif. Dengan nada-nada rendah dan ritme yang lambat untuk menekankan rasa ketidakpastian dan bahaya yang terus mengintai. Selain itu, penggunaan suara ambient seperti gemuruh platform yang bergerak dan suara-suara dari penghuni lain menambah lapisan realisme dan ketegangan dalam film.

Musik dan suara dalam The Platform memainkan peran penting dalam menciptakan suasana yang mencekam dan intens. Musik untuk film ini digubah oleh Aranzazu Calleja, yang berhasil menciptakan skor yang memperkuat atmosfer klaustrofobik dan ketegangan psikologis yang dialami oleh para karakter. Komposisi musiknya menggunakan instrumen yang minimalis namun efektif. Dengan nada-nada rendah dan ritme yang lambat untuk menekankan rasa ketidakpastian dan bahaya yang terus mengintai. Selain itu, penggunaan suara ambient seperti gemuruh platform yang bergerak dan suara-suara dari penghuni lain menambah lapisan realisme dan ketegangan dalam film.

Kesimpulan

The Platform adalah film yang berhasil menyampaikan kritik sosial yang tajam terhadap ketidakadilan dan ketimpangan dalam distribusi sumber daya. Melalui setting penjara vertikal yang unik, film ini menggambarkan bagaimana keserakahan dan egoisme dapat menghancurkan masyarakat. Karakter utama, Goreng, berusaha mencari keadilan dan perubahan dalam sistem yang kejam, namun menghadapi berbagai tantangan yang mencerminkan realitas sosial yang keras. Film ini mengajak penonton untuk merenungkan kondisi sosial saat ini dan pentingnya solidaritas serta empati dalam menghadapi ketidakadilan.

Secara keseluruhan, The Platform berhasil memadukan elemen thriller dan horor dengan pesan moral yang kuat. Meskipun beberapa adegan mungkin terasa brutal dan disturbing, hal ini justru memperkuat pesan yang ingin disampaikan tentang pentingnya berbagi dan keadilan sosial. Dengan akhir yang ambigu, film ini meninggalkan ruang bagi penonton untuk menginterpretasikan sendiri makna dari cerita yang disajikan. The Platform bukan hanya sebuah hiburan, tetapi juga sebuah refleksi mendalam tentang kondisi manusia dan sistem sosial yang ada. Ketahui juga tentang drama-drama yang seru dan menarik hanya dengan klik link berikut ini k-drama.id.

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *