Puisi Cinta yang Membunuh, Film Horor Penuh Makna dan Emosi
Film Puisi Cinta yang Membunuh adalah sebuah karya sinematik yang menggabungkan unsur horor dan romansa dalam sebuah cerita yang dramatis.
Dengan menyajikan kisah cinta yang berbalut ketegangan dan konflik yang mendalam, film ini membawa penonton pada perjalanan emosi yang kompleks antara cinta, pengkhianatan, dan kengerian.
Diproduksi oleh Starvision dan disutradarai oleh Garin Nugroho, film ini menawarkan pengalaman berbeda. Dari genre horor khas Indonesia dengan sentuhan puisi dan ekspresi artistik yang kuat. Dibawah ini REVIEW FILM INDONESIA akan membahas melalui perpaduan cerita yang menegangkan dan penampilan pemain yang mumpuni.
Perkenalan Film Puisi Cinta yang Membunuh
Puisi Cinta yang Membunuh adalah film horor produksi Starvision yang tayang di bioskop Indonesia mulai 5 Januari 2023. Disutradarai oleh Garin Nugroho, yang juga menulis skenario, film berdurasi 105 menit ini menyajikan pengalaman sinematik yang memadukan romansa dan horor dalam suasana intens dan penuh misteri.
Berlatar di Indonesia dengan bahasa Indonesia sebagai medium pengantar, film ini juga dikenal dalam bahasa Inggris sebagai “The Deadly Love Poetry” atau “Deadly Love Poem.”
Alur Cerita yang Menegangkan & Penuh Emosi
Kisah berpusat pada Ranum, seorang wanita yang mudah terbuai dengan puisi cinta dan kemudian jatuh hati pada Hayat. Kebahagiaan Ranum terusik dengan hadirnya Rendy, pria lain yang memikatnya dengan kemampuan memasak dan kata-kata manis.
Konflik memuncak saat Rendy ditemukan tewas ditusuk pisau di dapur, dengan adegan-adegan mengerikan yang menggetarkan suasana pesta ulang tahun Nini. Peristiwa tersebut meninggalkan trauma mendalam sekaligus memicu serangkaian teror yang mengancam Ranum dan memunculkan kecemasan Hayat akan keselamatan kekasihnya.
Baca Juga:
Pengisi Peran & Karakter yang Mendalam
Film ini diperkuat oleh pemain-pemain berbakat seperti Mawar de Jongh yang memerankan dua karakter, Ranum dan Ranting, membawa kedalaman emosional yang kompleks. Baskara Mahendra memerankan Hayat, sosok sentral dalam cerita cinta Ranum.
Sementara Morgan Oey tampil sebagai Rendy, yang menjadikan konflik semakin tegang. Dukungan dari Raihaanun, Ayu Laksmi, dan Kelly Tandiono menambah kekayaan cerita dengan karakter yang beragam dan dinamis.
Kualitas Produksi dan Sinematografi
Secara teknis, film ini unggul dengan pengaturan musik karya Ricky Lionardi yang memperkuat suasana horor. Teoh Gay Hian sebagai sinematografer memberikan visual dramatis dengan pencahayaan dan framing yang mempertajam mood cerita.
Wawan I. Wibowo sebagai editor memastikan alur cerita berjalan lancar, menjaga ketegangan tak terputus sepanjang film. Kesatuan elemen produksi tersebut menciptakan film yang profesional dan mampu menarik perhatian penonton secara visual dan emosional.
Penayangan & Festival Film Internasional
Film ini pertama kali diputar dalam Indonesia Film Showcase di Jogja-NETPAC Asian Film Festival pada 1 Desember 2022, sebelum resmi dirilis di bioskop seluruh Indonesia pada 5 Januari 2023.
Keberhasilan domestik diikuti dengan keikutsertaan dalam Festival Film Internasional Rotterdam pada 27 Januari 2023, menandai pengakuan internasional atas kualitas film ini. Penayangan di festival bergengsi tersebut membuka peluang bagi film Indonesia berskala horor untuk dikenal lebih luas.
Kesimpulan
Puisi Cinta yang Membunuh memperoleh beberapa nominasi bergengsi di ajang penghargaan Film Indonesia 2023. Seperti kategori Pengarah Artistik Terbaik yang dimenangkan oleh Vida Sylvia Theresia serta nominasi Penata Busana Terbaik untuk Retno Ratih. Penghargaan ini menegaskan kualitas artistik dan estetika film.
Keseriusan produksi dalam menampilkan detail yang memukau, keberhasilan tersebut menjadi bukti positif. Bagi film yang menggabungkan unsur horor dan cinta secara mengesankan dan profesional. Simak dan ikuti terus informasi terlengkap tentang Review Film yang akan kami berikan setiap harinya.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari netflix.com
- Gambar Kedua dari sukabumiupdate.com
