Mantra Surugana, Horor Mistis yang Menguak Rahasia Kegelapan Tradisi

bagikan

Mantra Surugana adalah sebuah film horor Indonesia yang dirilis pada tahun 2022, disutradarai oleh Tengku Rifnu Wikana, yang berfokus pada unsur-unsur mistis dan kultural dalam masyarakat Indonesia.

Mantra Surugana, Horor Mistis yang Menguak Rahasia Kegelapan Tradisi

Film ini bukan hanya menawarkan ketegangan horor yang menghantui. Tetapi juga menggali aspek kearifan lokal dan praktik-praktik budaya yang terkait dengan mistisisme. Diperankan oleh aktor-aktor berbakat seperti Zulfa Maharani. Deva Mahenra, dan Hanna Al Rasyid, Mantra Surugana mengangkat kisah tentang perjalanan seorang wanita muda yang terperangkap dalam sebuah ritual yang kelam. REVIEW FILM INDONESIA ini akan membahas secara menyeluruh tentang film ini, mulai dari sinopsis. Tema dan pesan moral, karakter dan penampilan, sinematografi dan visual, musik dan suara, hingga kelemahan dan kritik serta penerimaan film ini di masyarakat.

Sinopsis Film

Mantra Surugana bercerita tentang seorang wanita muda bernama Rani (diperankan oleh Zulfa Maharani) yang kembali ke kampung halamannya setelah mendengar kabar bahwa ibunya. Yang tinggal di desa terpencil, sedang sakit. Ketika Rani tiba, ia merasa ada sesuatu yang aneh dengan desa tersebut. Terutama mengenai hubungan keluarganya dengan sebuah tradisi lokal yang diwariskan turun-temurun.

Desa tersebut terkenal dengan praktik mistis yang disebut mantra surugana, yaitu mantra yang digunakan untuk memperoleh kekuatan gaib atau untuk mempengaruhi nasib seseorang melalui cara-cara supernatural. Rani yang awalnya tidak mempercayai hal-hal tersebut, perlahan mulai menyadari bahwa penyakit ibunya mungkin ada hubungannya dengan sebuah ritual gelap yang telah dilakukan oleh nenek moyangnya.

Rani kemudian berusaha untuk mengungkap misteri di balik penyakit ibunya dan hubungan keluarga mereka dengan mantra surugana. Namun, semakin dia mendalami, semakin banyak ancaman yang datang dari dunia lain, yang berusaha menghalangi niatnya untuk mengungkap kebenaran. Film ini menggali banyak tema terkait mistisisme, ketakutan terhadap yang tidak diketahui, dan pertarungan antara tradisi lama dan dunia modern yang lebih rasional.

Tema dan Pesan Moral

Mantra Surugana mengangkat beberapa tema yang cukup kuat. Terutama yang berhubungan dengan tradisi dan kearifan lokal serta konflik antara dunia nyata dan dunia supernatural. Salah satu tema utama dalam film ini adalah kepercayaan terhadap hal-hal gaib dan praktik-praktik mistis yang masih hidup dalam masyarakat. Terutama di desa-desa terpencil di Indonesia. Film ini menggambarkan bagaimana tradisi mistis ini diteruskan dari generasi ke generasi dan bagaimana pengaruhnya terhadap kehidupan pribadi seseorang. Bahkan ketika mereka sudah tinggal di dunia yang lebih modern.

Pesan moral yang dapat diambil dari film ini adalah pentingnya kearifan dalam menghadapi tradisi dan mitos yang berkembang dalam masyarakat. Serta pertarungan batin antara rasionalitas dan keyakinan spiritual. Rani, sebagai karakter utama, menunjukkan bahwa meskipun kita hidup di dunia yang lebih maju, tidak ada salahnya untuk menghargai dan memahami budaya serta tradisi yang telah ada sejak lama. Namun, film ini juga menunjukkan bahwa terlalu terjebak dalam tradisi yang tidak dipahami sepenuhnya bisa membawa dampak buruk, bahkan bencana bagi keluarga dan diri sendiri.

Selain itu, film ini juga menyentuh tentang penebusan dan penyelamatan diri. Rani yang berusaha untuk menyelamatkan ibunya dari pengaruh mantra surugana, pada akhirnya menemukan bahwa kebenaran bukanlah sesuatu yang mudah diterima dan dibawa ke dalam dunia modern. Kadang-kadang, penyelamatan itu harus melalui pengorbanan dan keberanian untuk menghadapi ketakutan yang terpendam.

Baca Juga: Menghidupkan Kembali Keluarga Cemara, Kenangan Manis Tentang Keluarga

Karakter dan Penampilan

Karakter

Karakter-karakter dalam Mantra Surugana sangat didorong oleh ketegangan batin dan perjuangan menghadapi hal-hal yang tidak bisa dijelaskan secara rasional. Rani, sebagai karakter utama, merupakan seorang wanita muda yang penuh rasa ingin tahu dan semangat untuk mencari tahu kebenaran. Meskipun dia tidak yakin dengan dunia mistis yang ia temui. Zulfa Maharani berhasil memberikan kedalaman emosi pada karakter Rani, yang sempat ragu-ragu namun akhirnya menunjukkan keberanian luar biasa dalam menghadapi situasi yang tidak bisa dia pahami.

Deva Mahenra, yang memerankan karakter Dika, pasangan Rani, juga memberikan penampilan yang cukup solid. Dika merupakan karakter yang lebih rasional dan skeptis terhadap hal-hal gaib, yang akhirnya menjadi pendukung bagi Rani dalam pencariannya. Dinamika antara Rani dan Dika menambah dimensi menarik dalam film ini, di mana dua pandangan berbeda (rasionalitas dan kepercayaan spiritual) saling berbenturan.

Hanna Al Rasyid yang memerankan Nenek Rani juga menunjukkan kemampuan akting yang mengesankan dalam perannya sebagai seorang ibu yang terperangkap dalam dunia mistis. Perannya sangat penting karena melalui karakter ini, penonton bisa merasakan betapa kuatnya tradisi dan budaya dalam membentuk perilaku dan kehidupan seseorang, meskipun sudah tinggal di zaman modern.

Cinematografi dan Visual

Sinematografi dalam Mantra Surugana sangat mendukung suasana horor yang dibangun dalam film ini. Sutradara Tengku Rifnu Wikana menggunakan teknik pencahayaan yang gelap dan penuh bayangan untuk menciptakan atmosfer yang menegangkan. Yang seolah mengajak penonton masuk ke dalam dunia yang penuh dengan misteri. Film ini banyak menggunakan pencahayaan kontras yang dramatis, terutama pada malam hari, untuk menambah kesan horor.

Selain itu, pengambilan gambar yang dilakukan dengan cermat menambah ketegangan dalam adegan-adegan penting. Kamera close-up yang digunakan di banyak adegan intens berfungsi untuk menyoroti emosi karakter. Terutama saat Rani dan Dika menghadapi kenyataan yang tak terungkapkan. Penggunaan ruang yang sempit dan gelap di dalam rumah serta pemukiman desa yang terpencil juga semakin mempertegas kesan horor yang mencekam.

Visual efek dalam film ini tidak berlebihan. Alih-alih mengandalkan efek CGI yang berlebihan, film ini lebih memilih untuk fokus pada atmosfer yang dibangun melalui pencahayaan dan teknik sinematik lainnya. Hal ini justru membuat pengalaman menonton semakin mencekam karena lebih banyak menggunakan ketegangan psikologis daripada ketakutan yang eksplisit.

Kelemahan dan Kritik

Meski Mantra Surugana berhasil menarik perhatian dengan atmosfer horor yang kuat, film ini tidak lepas dari beberapa kritik. Salah satu kelemahan utama film ini adalah penceritaan yang kadang terasa lambat. Meskipun film ini mengandalkan atmosfer yang intens, beberapa adegan terasa terlalu panjang dan bertele-tele. Yang bisa membuat penonton merasa jenuh, terutama bagi mereka yang lebih suka cerita horor yang bergerak cepat.

Selain itu, meskipun tema film ini sangat menarik, beberapa elemen cerita terasa sedikit terlalu kompleks dan sulit dipahami pada awalnya. Penonton mungkin merasa bingung dengan banyaknya lapisan cerita yang terhubung dengan budaya dan tradisi lokal yang tidak terlalu dijelaskan secara rinci. Hal ini bisa membuat beberapa penonton merasa bahwa film ini tidak sepenuhnya berhasil menyampaikan pesan dengan jelas.

Kesimpulan

Mantra Surugana adalah film horor Indonesia yang berhasil menggabungkan ketegangan psikologis dengan unsur mistis kultural yang kental. Disutradarai oleh Tengku Rifnu Wikana, film ini menggali tema-tema seperti kepercayaan terhadap dunia gaib, pertarungan antara rasionalitas dan spiritualitas. Serta dampak dari tradisi yang terus dilestarikan meski sudah ada di dunia yang lebih modern.

Dengan penampilan akting yang kuat dari para pemain utamanya, seperti Zulfa Maharani dan Deva Mahenra. Serta atmosfer yang dibangun melalui sinematografi gelap dan desain suara yang efektif. Mantra Surugana berhasil menghadirkan pengalaman horor yang mencekam dan penuh nuansa mistis. Buat kalian yang tertarik mengenai ulasan film terbaru dan ter-update lainnya, kalian bisa kunjungi website kami k-drama.id.

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *