Film Primbon, Diangkat Dari Kisah Nyata Masyarakat Jawa
Film Primbon yang dirilis pada 10 Agustus 2023, adalah sebuah film horor yang berasal dari legenda masyarakat Jawa tentang takhayul.
Disutradarai oleh Rudy Soedjarwo, film ini telah menjadi perbincangan di kalangan penikmat film, tidak hanya karena suasana horornya tetapi juga karena elemen budaya yang kental. REVIEW FILM INDONESIA kita akan membahas sinopsis film, tema dan pesan moral yang diangkat, analisis karakter dan penampilan, sinematografi dan visual, musik dan suara, serta penerimaan film ini di kalangan masyarakat.
Sinopsis Pada Film
Film Primbon bercerita tentang seorang gadis muda bernama Rana yang hilang saat mendaki gunung bersama temannya, Janu, untuk membuat kejutan ulang tahun untuk ibunya, Dini. Setelah melalui pencarian yang intensif selama seminggu, Rana dinyatakan hilang dan keluarganya menggelar upacara tahlilan untuk mengenang kehilangannya.
Dalam keadaan putus asa, Dini menolak untuk percaya bahwa putrinya telah tiada. Akan tetapi, keajaiban terjadi ketika Rana tiba-tiba kembali ke rumah di tengah hujan deras, namun dengan kondisi yang sangat mencurigakan.
Keluarga besar Rana, terutama para bibi, mulai meragukan apakah yang kembali itu benar-benar Rana ataukah sesuatu yang lebih buruk. Mereka menggunakan kitab Primbon, yang berfungsi sebagai petunjuk bagi masyarakat Jawa dalam hal peruntungan dan takhayul, untuk menentukan nasib dan keadaan Rana setelah hilang.
Ketegangan meningkat ketika konflik antara Dini dan keluarga besarnya berkaitan dengan kepercayaan dan realitas yang berbeda tentang keberadaan Rana, sehingga keputusan untuk mengadakan upacara ruwat menjadi jalan terakhir untuk mengungkap kebenaran di balik kembalinya Rana.
Tema dan Pesan Moral Dalam Film
Primbon menyajikan beberapa tema utama yang berkisar pada kepercayaan, kehilangan, dan perjuangan antara rasionalitas serta takhayul. Salah satu tema sentral dalam film ini adalah kepercayaan terhadap takhayul dan bagaimana hal itu memengaruhi perilaku dan keputusan karakter-karakternya.
Film ini menggali konsep bahwa kepercayaan bisa menjadi pedang bermata dua, bisa memberikan harapan, tetapi juga dapat menyebabkan ketakutan yang berlebihan. Pesan moral yang dapat diambil dari film ini adalah pentingnya keterbukaan dan dialog dalam sebuah keluarga.
Dini, sebagai seorang ibu, harus berjuang untuk membuktikan bahwa putrinya adalah manusia yang sebenarnya, meskipun keluarganya terjebak dalam ketakutan akan takhayul. Hal ini mengingatkan kita bahwa komunikasi dan saling percaya dalam keluarga adalah kunci untuk mengatasi perbedaan pandangan dan mencapai pemahaman yang lebih baik.
Cinematografi dan Visual
Sinematografi dalam Primbon sangat diperhatikan, menciptakan suasana horor yang kental dengan bantuan sutradara kamera Bella Panggabean. Lengkungan gunung dan hutan lebat memberikan latar misterius yang sesuai dengan tema film. Pencahayaan yang redup dan warna-warna yang lebih gelap berkontribusi pada suasana mendebarkan sepanjang film. Setiap adegan dipenuhi dengan detail visual yang menarik, seperti efek maggot dan balutan mistis yang memperkuat dampak dari elemen horor.
Penggunaan teknik pengambilan gambar yang dinamis, seperti close-up untuk menangkap ekspresi karakter dalam momen emosional, dan wide shots yang memperlihatkan keindahan namun juga keangkeran setting, memberikan penonton pengalaman yang mendalam dan imersif. Elemen visual ini sangat penting untuk menghadirkan rasa ketegangan dan misteri yang menjadi inti dari cerita.
Baca Juga: Transformers One: Awal Perjalanan Legenda Cybertron
Karakter dan Penampilan
Film ini diisi oleh bintang-bintang terkemuka Indonesia, dengan penampilan yang sangat mengesankan.
- Happy Salma sebagai Dini: Perannya sebagai ibu yang tidak mau menyerah membawa emosi mendalam ke dalam film. Happy Salma berhasil menggambarkan perasaan seorang ibu yang putus asa namun tetap optimis akan kembalinya putrinya. Penampilannya yang tulus dan penuh emosi membuat penonton merasakan kedalaman cinta dan ketakutannya.
- Flavio Zaviera sebagai Rana: Meskipun karakter Rana tidak banyak bicara setelah kembalinya, Flavio berhasil menampilkan nuansa misteri dan ketidakpastian melalui ekspresi wajahnya. Ia berhasil menghidupkan karakter yang seolah-olah berada di antara kehidupan dan kematian.
- Nugie sebagai Banyu: Sebagai suami Dini, Nugie memerankan karakter yang berusaha menjadi penengah dalam konflik yang terjadi di antara istri dan keluarganya. Penampilannya yang tenang dan mendukung menambah dimensi pada karakter yang dihadapi dilema emosional.
- Chicco Kurniawan sebagai Janu: Sebagai teman yang terjebak dalam situasi rumit, Chicco menghadirkan rasa cemas dan penyesalan yang mendalam. Ia berperan sebagai penghubung yang membantu membuka jalan bagi plot.
Perpaduan chemistry antara para pemeran ini menciptakan dinamika yang kuat, memberi dampak emosional yang membuat penonton terhubung dengan cerita.
Musik dan Suara
Musik dalam Primbon disusun oleh Andi Rianto, yang dikenal dengan kemampuannya menggabungkan nada. Sound design dalam film ini mendukung suasana, dengan efek suara yang menciptakan ketegangan, seperti suara hembusan angin, kilatan petir, dan jeritan halus yang menambah nuansa horor. Alunan musik latar yang lembut dan mendayu-dayu menyatu dengan adegan, memperkuat emosi dan meningkatkan pengalaman menyentuh saat momen-momen krusial terjadi.
Penggunaan musik tradisional Indonesia dalam beberapa bagian juga memberikan nuansa kearifan lokal yang sangat cocok dengan tema film. Penonton akan dapat merasakan kedalaman budaya yang diadopsi ke dalam produksi, menciptakan sambungan antara cerita dan warisan budaya masyarakat Jawa.
Penerimaan dan Kesuksesan
Film Primbon menerima beragam tanggapan dari penonton dan kritikus. Sebagian besar kritik menyoroti kekuatan seusai dengan penggambaran karakter dan sinematografi yang menawan. Namun, beberapa kritik juga mencatat bahwa alur cerita terasa lambat, dan bagi sebagian penonton. Intensi horor dalam film ini tidak cukup kuat untuk memenuhi ekspektasi mereka. Beberapa penonton merasa bahwa elemen dramatis terlalu mendominasi dibandingkan dengan aspek horornya.
Di box office, Primbon berhasil mencuri perhatian dan meraih pendapatan yang signifikan, terutama di kalangan para pencinta film horor lokal. Meskipun tidak semua kritik positif, film ini tetap mendapat tempat di hati penonton. Yang menghargai keberanian penggambaran budaya dan kepercayaan lokal dalam konteks modern.
Kehadiran Primbon di platform streaming, seperti Netflix, semakin memperluas jangkauan penontonnya. Dan memungkinkan lebih banyak orang untuk mengeksplorasi cerita yang diangkat dari kearifan nenek moyang ini.
Kesimpulan
Film Primbon adalah sebuah karya yang tidak hanya menawarkan pengalaman horor. Tetapi juga mendalami kearifan budaya yang dimiliki oleh masyarakat Jawa. Melalui kombinasi karakter yang kuat, sinematografi yang memukau, dan elemen musik yang mendukung.
Film ini berhasil menciptakan suasana yang membawa penonton ke dalam dunia kepercayaan dan takhayul yang belum tentu mereka kenal. Dengan menyajikan tema yang dalam dan pesan yang relevan, Primbon tidak hanya menghibur. Tetapi juga memberikan kesempatan untuk merefleksikan nilai-nilai yang ada dalam keluarga dan masyarakat.
Dengan segala keunikannya, Primbon menjadi salah satu film yang patut diperhatikan di industri perfilman Indonesia dan menyajikan potret yang dalam mengenai cinta. Kehilangan, dan perjuangan antara realitas dan kepercayaan. Buat kalian yang tertarik mengenai ulasan film terbaru dan ter-update lainnya, kalian bisa kunjungi KUMPULAN DRAMA INDONESIA untuk mendapatkan info lebih lanjut.