Film Makmum – Teror Di Balik Kegelapan Di Dalam Kesunyian
Film Makmum horor Indonesia telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir, dengan banyak karya yang mampu menarik perhatian penonton lokal dan internasional.
Film ini membawa teror ke dalam ruang ibadah dan aktivitas spiritual, sesuatu yang jarang diangkat dalam genre horor. Disutradarai oleh Hadrah Daeng Ratu, Dalam REVIEW FILM INDONESIA ini, kita akan membahas secara mendalam tentang film Makmum, mulai dari sinopsis tema-tema yang diangkat, analisis karakter hingga dampaknya pada industri film horor Indonesia. Selain itu, kita juga akan mengeksplorasi elemen visual dan naratif yang membuat film ini begitu berkesan bagi penonton.
Sinopsis Film
Makmum bercerita tentang Rini (Titi Kamal), seorang perempuan muda yang kembali ke asrama tempat ia tumbuh dewasa setelah mendengar kabar tentang kondisi kesehatan salah satu pengurus asrama, Bu Kinanti (Jajang C. Noer). Rini datang dengan perasaan campur aduk, karena ia memiliki kenangan masa kecil yang kurang menyenangkan di asrama tersebut. Kehidupan asrama yang sepi dan penuh kesunyian menjadi latar utama cerita ini. Selain Rini dan Bu Kinanti, ada juga tiga orang siswi yang tinggal di asrama tersebut: Nurul (Tissa Biani), Putri (Adila Fitri), dan Nisa (Bianca Hello).
Namun, ketenangan di asrama mulai terganggu ketika terjadi berbagai kejadian aneh dan mencekam. Para siswi merasa ada sosok misterius yang mengikuti mereka saat melaksanakan ibadah shalat. Sosok tersebut muncul sebagai makmum yang berada di belakang mereka ketika mereka shalat sendirian. Kejadian ini membuat para siswi semakin ketakutan, terutama Nurul, yang paling peka terhadap kehadiran makhluk halus. Di tengah ketakutan yang meningkat, Rini mulai menyadari bahwa ada kekuatan jahat yang mengintai di asrama, kekuatan yang berhubungan dengan masa lalunya dan penghuninya.
Melalui berbagai kejadian menakutkan dan investigasi terhadap masa lalu asrama, Rini harus menghadapi ketakutannya sendiri dan melawan kekuatan supranatural yang mengancam nyawa mereka semua.
Tema Utama Religi Dan Horor
Salah satu elemen paling menarik dari Makmum adalah penggabungan antara aspek religius dengan elemen horor. Film ini mengambil aktivitas spiritual yang seharusnya memberikan ketenangan, seperti shalat, dan mengubahnya menjadi sumber teror. Dalam budaya Indonesia yang mayoritas penduduknya Muslim, shalat adalah momen yang sangat sakral dan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Namun, film ini memanfaatkan keintiman dan kesendirian saat beribadah sebagai latar untuk menciptakan ketakutan.
Makmum, dalam konteks ibadah shalat, adalah orang yang berada di belakang imam dan mengikuti gerakan shalat. Namun, dalam film ini, makmum menjadi simbol dari kehadiran roh atau entitas gaib yang mengikuti dan mengawasi para siswi saat mereka beribadah sendirian. Keberadaan makmum gaib ini menciptakan ketegangan yang luar biasa karena mengganggu momen yang seharusnya sakral dan menenangkan.
Selain itu, tema keimanan dan spiritualitas menjadi bagian integral dari cerita. Rini, sebagai tokoh utama, mengalami perjalanan emosional di mana ia harus berhadapan dengan trauma masa lalunya serta mempertanyakan keimanannya dalam menghadapi ancaman supranatural. Konflik batin yang dialaminya tidak hanya terfokus pada dunia gaib, tetapi juga pada bagaimana ia bisa menemukan kedamaian dalam keimanannya di tengah-tengah teror yang menghantui asrama.
Penggunaan Sinematografi Dan Efek Visual
Salah satu kekuatan utama dari Makmum adalah penggunaan sinematografi yang efektif untuk membangun suasana horor. Lokasi utama di asrama yang sepi dan gelap memberikan latar yang sempurna untuk menciptakan ketegangan. Hadrah Daeng Ratu, sebagai sutradara, memanfaatkan ruang-ruang sempit dan lorong-lorong panjang di asrama untuk menekankan perasaan isolasi dan ketakutan yang dirasakan oleh para karakter. Penggunaan pencahayaan yang minim dan permainan bayangan juga sangat efektif dalam menciptakan atmosfer yang mencekam.
Efek visual dalam film ini juga patut diapresiasi. Makhluk-makhluk gaib yang muncul di layar, meskipun tidak terlalu sering, berhasil memberikan kesan yang menyeramkan. Sosok makmum gaib digambarkan dengan sangat menakutkan, menggunakan perpaduan antara efek praktis dan CGI yang halus. Penonton dibuat merasakan kehadiran makhluk tersebut melalui gerakan kamera yang lambat, fokus pada ekspresi ketakutan para karakter, dan suara-suara aneh yang menambah suasana mencekam.
Suara adalah elemen penting lain dalam Makmum. Ketika para karakter melaksanakan shalat, suara langkah kaki atau bisikan halus sering kali terdengar, menciptakan kesan bahwa mereka tidak sendirian di dalam ruangan. Efek suara yang halus dan mengejutkan ini berperan besar dalam membangun rasa tidak nyaman dan ketakutan sepanjang film.
Baca Juga : Mata Batin – Menembus Dimensi Gaib Yang Menegangkan
Analisis Karakter Film Makmum
Berikut adalah karakter utama beserta pemain yang memerankannya dalam film Makmum (2019):
- Rini (Titi Kamal): Rini adalah protagonis utama dalam Makmum. Sebagai seorang perempuan dewasa yang kembali ke tempat tinggal lamanya di asrama, ia membawa beban emosional dan trauma masa lalu yang terkait dengan asrama tersebut. Di awal film, Rini digambarkan sebagai sosok yang rasional dan kuat, tetapi seiring berjalannya waktu, ia dipaksa untuk menghadapi kengerian yang tidak bisa ia jelaskan secara logis. Trauma masa lalunya kembali menghantui ketika kekuatan supranatural mulai menyerang. Karakter Rini menunjukkan perkembangan yang signifikan dari skeptis dan mencoba untuk tetap rasional. Hingga akhirnya menerima kenyataan bahwa dunia gaib memang nyata dan berbahaya. Titi Kamal memainkan peran ini dengan sangat baik, menunjukkan emosi dan ketakutan yang nyata tanpa kehilangan kedalaman karakter.
- Nurul (Tissa Biani): Nurul adalah salah satu siswi yang tinggal di asrama dan memiliki peran penting dalam film ini. Ia adalah yang pertama kali merasakan kehadiran makhluk gaib di asrama, terutama saat ia beribadah. Nurul digambarkan sebagai gadis yang religius dan penuh ketakutan terhadap dunia gaib. Perannya sangat vital dalam membangun suasana horor, karena ia adalah karakter yang paling rentan dan sensitif terhadap kehadiran entitas supranatural. Tissa Biani berhasil menampilkan karakter ini dengan emosi yang kuat. Menjadikan ketakutannya terasa sangat nyata dan membuat penonton ikut merasakan ancaman yang dihadapinya.
- Putri dan Nisa (Adila Fitri dan Bianca Hello): Kedua karakter ini merupakan teman-teman Nurul di asrama dan berperan sebagai elemen pendukung dalam mengembangkan konflik di antara para siswi. Meskipun tidak sekuat Nurul dalam peran utama, mereka berkontribusi dalam menciptakan dinamika horor di dalam asrama. Terutama ketika mereka mulai mengalami kejadian-kejadian aneh yang membuktikan bahwa apa yang dirasakan Nurul bukanlah sekadar imajinasi.
Perbandingan Dengan Film Horor Lain
Jika dibandingkan dengan film horor Indonesia lainnya, Makmum memiliki pendekatan yang unik dengan mengangkat tema spiritual dalam konteks ibadah. Film ini berbeda dengan horor Indonesia populer lainnya seperti Pengabdi Setan (2017) atau Sebelum Iblis Menjemput (2018) yang lebih berfokus pada tema keluarga dan kutukan supranatural. Makmum memusatkan perhatian pada hubungan antara manusia dan Tuhan dalam momen ibadah. Serta bagaimana dunia gaib bisa mengganggu momen spiritual tersebut.
Di ranah internasional film ini bisa dibandingkan dengan horor yang menggunakan ruang ibadah atau religi sebagai latar teror. Seperti The Exorcist (1973) atau The Nun (2018), meskipun Makmum tidak mengangkat elemen-elemen Kristen seperti film-film tersebut. Dalam konteks Islam, film ini menjadi salah satu pionir yang berhasil menggabungkan ritual keagamaan dan elemen horor, sesuatu yang jarang ditemukan dalam film-film horor sebelumnya.