Film Jurnal Risa: Menguak Teror dan Tradisi di Balik Layar Kegelapan
Film Jurnal Risa, yang dirilis pada 11 Juli 2024, merupakan adaptasi dari salah satu episode teror supranatural yang ditangani oleh tim Jurnal Risa.
Disutradarai oleh Rizal Mantovani, film ini mengangkat tema ketakutan terhadap makhluk halus dan hubungan yang rumit antara dunia manusia dan dunia lain. Dalam ulasan REVIEW FILM INDONESIA ini, kami akan membahas sinopsis film, tema dan pesan moral, karakter dan penampilan, cinematografi dan visual, musik dan suara, kelemahan dan kritik, serta penerimaan dan kesuksesan film.
Sinopsis Film
Jurnal Risa berkisar pada kisah Risa Saraswati, seorang ibu, podcaster, dan pencipta konten. Yang menghadapi teror dari roh jahat bernama Samex. Film ini dimulai dengan Risa yang mengundang seorang wanita untuk tampil di podcastnya, namun situasi memburuk ketika seorang tamu bernama Prinsa melakukan tindakan yang sangat berisiko: memanggil nama Samex, yang dikenal sebagai entitas jahat.
Kejadian aneh mulai terjadi setelah Prinsa melakukan pemanggilan tersebut. Risa, yang berasal dari keluarga yang memiliki kemampuan supranatural, kemudian berusaha menyelamatkan Prinsa dari kemungkinan kerasukan dengan melakukan ritual pembersihan. Namun, hal-hal menjadi semakin rumit ketika Risa mulai menyadari bahwa teror Samex mengancam tidak hanya Prinsa tetapi juga keselamatan keluarganya.
Dengan latar belakang desa yang terikat dengan tradisi dan misteri, Risa dan timnya melakukan perjalanan ke kampung asal Samex untuk melaksanakan ritual pengusiran. Film ini menggambarkan perjalanan mereka yang penuh ketegangan, teror, serta pelajaran penting tentang keberanian dan tanggung jawab terhadap orang-orang terkasih yang terancam.
Tema dan Pesan Moral
Jurnal Risa mengangkat beberapa tema penting yang menjadi refleksi kondisi sosial dan spiritual masyarakat, antara lain:
- Ketakutan terhadap ketidakpastian: Film ini menggambarkan ketakutan manusia terhadap hal-hal yang tidak dapat dijelaskan, terutama yang berhubungan dengan makhluk halus. Ketika Risa dan timnya berhadapan dengan Samex, penonton diajak untuk merasakan ketegangan dan kengerian yang dialami para karakter.
- Tanggung jawab terhadap keluarga: Risa harus menghadapi kenyataan bahwa tindakannya sebagai penyaji konten dapat mempengaruhi keselamatan keluarganya. Pesan moral yang kuat dalam film ini adalah pentingnya bertanggung jawab dan menjaga hubungan baik dengan orang-orang terdekat, terutama ketika terhadapi situasi berbahaya.
- Kepercayaan terhadap tradisi: Film ini juga menggambarkan bagaimana tradisi dan ritual dapat memberikan kekuatan serta kenyamanan di saat-saat krisis. Para penduduk desa melakukan ritual yang telah diwariskan turun-temurun untuk mengusir roh jahat, menegaskan bahwa budaya dan tradisi tetap relevan dalam menghadapi isu-isu modern.
Pesan moral yang dapat diambil dari film ini adalah pentingnya menjaga hubungan keluarga dan tidak meremehkan potensi bahaya dari hal-hal yang dianggap sepele atau lucu dalam kehidupan sehari-hari.
Karakter dan Penampilan
Karakter dalam Jurnal Risa memiliki kedalaman yang membuat penonton terhubung dengan pengalaman mereka. Beberapa karakter dan penampilan yang menonjol dalam film ini adalah:
- Risa Saraswati (diperankan oleh Risa Saraswati): Risa adalah protagonis dan jantung dari film ini. Penampilan Risa sebagai pemeran utama sangat mengesankan, terutama ketika ia berhadapan dengan ketakutan dan trauma. Karakternya yang kuat dan penuh empati menjadikannya pusat perhatian dalam perjalanan film ini.
- Prinsa Mandagie (diperankan oleh Prinsa Mandagie): Sebagai tamu yang memanggil roh jahat, Prinsa memiliki peran kunci dalam konflik cerita. Perkembangannya dari seorang pelupa menjadi karakter yang terlibat dalam teror memberikan dinamika yang menarik. Penampilan Prinsa mampu menunjukkan emosi serta ketakutan yang dialami, terutama saat ia mulai terpengaruh oleh Samex.
- Pengisi karakter pendukung: Tim Jurnal Risa yang terdiri dari Ranggana Purwana, Nicko Irham, dan Indy Ratna Pratiwi turut memberikan warna pada cerita. Mereka berhasil membangun interaksi yang kuat satu sama lain, memberikan nuansa persahabatan dan ketegangan yang saling terkait.
Baca Juga: Road House – Mengkaji Kekuatan, Cinta, dan Konflik dalam Dunia Bar
Cinematografi dan Visual
Dari segi cinematografi, Jurnal Risa menampilkan kualitas visual yang apik berkat kerja keras tim di balik layar. Berikut adalah beberapa elemen penting dalam cinematografi film ini:
- Tataan cahaya: Penggunaan pencahayaan yang gelap dan mencekam menciptakan suasana horor yang mendalam dan mengundang. Tata cahaya memainkan peran kunci dalam menghidupkan momen-momen penting dan serem, dengan nuansa yang pas untuk ritual-ritual yang menggugah.
- Kamera dan Sudut Pandang: Film ini menggunakan teknik pengambilan gambar yang mendukung genre mockumentary dengan sudut pandang orang pertama. Hal ini membuat penonton merasa terlibat langsung dalam eksperimen Risa, seolah-olah mereka turut serta dalam ketegangan yang dialami.
- Visual Efek: Meskipun film ini bertumpu pada elemen ketakutan psikologis, efek visual yang ditampilkan saat terjadinya ritual dan saat Samex muncul menambah intensitas yang diperlukan untuk film horor.
Cinematografi Jurnal Risa benar-benar mampu menciptakan suasana yang sesuai dengan tema dan cerita yang diangkat, menjadikannya salah satu aspek terkuat dalam film ini.
Musik dan Suara
Penggunaan musik dan suara dalam Jurnal Risa sangat efektif dalam membangun atmosfer dan meningkatkan ketegangan:
- Musik Latar: Musik digunakan secara cermat untuk menggambarkan situasi ketegangan. Ketukan dramatis yang muncul saat horor terjadi dan ketentuan lain yang membuat perasaan penonton semakin terhanyut ke dalam atmosfer film.
- Efek Suara: Efek suara, seperti suara jeritan atau desiran angin, diciptakan untuk meningkatkan pengalaman menonton. Keputusan untuk memadukan suara-suara ini dengan baik dapat menciptakan pengalaman menonton yang nyaman dan mencekam.
- Alunan Musik Tradisional: Pada beberapa ritual, penggunaan musik daerah menghidupkan budaya lokal dan memberikan sentuhan yang lebih menyentuh hati, mengingatkan penonton akan pentingnya tradisi dalam konteks yang lebih luas.
Penggunaan musik dan suara di Jurnal Risa benar-benar baik dan sangat berkontribusi dalam meningkatkan kualitas film sebagai film horor yang menarik.
Kelemahan dan Kritik
Seperti banyak film lainnya, Jurnal Risa juga memiliki kekurangan. Beberapa kritik yang dapat dicatat meliputi:
- Pengembangan Plot: Walaupun alur cerita secara keseluruhan menarik, beberapa bagian terasa kurang jelas dan dapat membuat penonton bingung. Beberapa penonton melaporkan bahwa penjelasan dalam beberapa adegan bisa lebih mendalam untuk memperjelas konflik yang terjadi.
- Akting dari Karakter Pendukung: Meskipun Risa dan Prinsa tampil baik, ada kritik mengenai akting dari beberapa aktor pendukung yang dianggap kurang meyakinkan. Penonton berharap untuk melihat lebih banyak kedalaman emosional dari karakter-karakter tersebut, terutama dalam momen-momen krisis.
- Pacing Film: Dalam beberapa bagian, film mungkin terasa lambat dan monoton, terutama ketika dialog atau interaksi antarkarakternya tidak menarik perhatian. Hal ini bisa mengurangi ketegangan yang telah dibangun sebelumnya.
Meskipun kritik ini ada, banyak penonton masih merasa bahwa Jurnal Risa adalah film horor yang layak dinikmati, terutama bagi penggemar genre ini.
Penerimaan dan Kesuksesan
Sejak dirilis, Jurnal Risa mendapatkan tanggapan yang beragam dari penonton dan kritikus.
Penerimaan Penonton Secara umum, film ini diterima dengan baik oleh penggemar horor Indonesia. Banyak yang mengapresiasi pendekatan baru serta karakter yang menarik, meskipun ada beberapa kritik. Film ini juga menjadi bahan diskusi di platform media sosial berkat alur cerita yang unik dan karakter yang relatable.
Kesuksesan Box Office Jurnal Risa berhasil meraih kesuksesan baik di box office. Mengumpulkan pendapatan lebih dari RM 7 juta dalam beberapa minggu pasca rilis. Ini menunjukkan bahwa film ini berhasil menarik banyak penonton ke bioskop, menjadikannya sebagai salah satu film horor terpopuler di Malaysia dan Indonesia.
Dalam kesimpulan, Jurnal Risa adalah film yang berhasil menghadirkan ketegangan serta nuansa horor yang mendalam. Disertai dengan pesan moral yang relevan tentang tanggung jawab dan nilai keluarga. Meskipun terdapat kelemahan dan kritik, keseluruhan pengalaman menonton memberi kesan positif. Menjadikannya film yang layak ditonton bagi para penggemar horor.
Dengan kombinasi cerita yang menarik, karakter yang kuat, dan layanan visual serta audio yang mumpuni. Jurnal Risa menandai kehadiran penting dalam genre horor yang semakin berkembang di industri film Indonesia. Film ini bukan hanya menawarkan momen-momen ketakutan. Tetapi juga mengajak penonton untuk merenungkan hubungan manusia dengan dunia lain yang sering kali tak terlihat. Buat kalian yang tertarik mengenai ulasan film terbaru dan ter-update lainnya, kalian bisa kunjungi website kami k-drama.id.