|

Dear David: Menggali Kengerian di Era Media Sosial

bagikan

Film Dear David, yang dirilis pada 13 Oktober 2023, merupakan adaptasi dari cerita viral dalam bentuk utas Twitter oleh Adam Ellis.

Dear David: Menggali Kengerian di Era Media Sosial

Dikenal sebagai karya horor yang mengangkat fenomena digital dan psikologis, film ini menyajikan kisah yang mendebarkan tentang seorang kartunis yang dihadapkan dengan tekanan media sosial serta kehadiran hantu anak bernama David. Dibawah ini REVIEW FILM INDONESIA akan meneliti sejarah, tema, karakter, dan berbagai aspek lainnya dari film ini yang menjadikannya menarik di mata penonton.

Sejarah Awal Dear David

Sejarah film Dear David dimulai pada tahun 2017 ketika Adam Ellis, seorang kartunis yang bekerja untuk BuzzFeed, mulai memposting tentang pengalaman supernatural yang ia alami. Dalam utas Twitter yang menggemparkan internet, Ellis menjelaskan bagaimana ia merasa dihantui oleh hantu seorang anak bernama David, yang memiliki kepala yang tampak hancur.

Cerita ini dengan cepat memperoleh perhatian luas, menyebabkan debat antara penggemar dan skeptis tentang apakah kejadian ini nyata atau hanya tipuan. Popularitas utas ini membuatnya diadaptasi menjadi film oleh BuzzFeed Studios dan Lionsgate, di bawah arahan John McPhail dan naskah tulisan Mike Van Waes.

Sinopsis Film Dear David

Dear David mengikuti kisah Adam Ellis, yang diperankan oleh Augustus Prew, yang mengalami berbagai kejadian aneh dan menakutkan setelah membalas troll di media sosial. Setelah mengeluarkan komentar sarkastis kepada salah satu penggemar yang tidak menyukai karyanya, Adam mulai merasakan kehadiran aneh.

Pengalamannya yang berkaitan dengan sleep paralysis dan penampakan David dalam mimpinya semakin membawa ketegangan dalam hidupnya. Adam berusaha untuk mengungkap misteri di balik David, tetapi seiring berjalannya waktu, ia mendapati bahwa. Pertarungannya bukan hanya melawan hantu, tetapi juga melawan tekanan dari lingkungan dan kehidupan pribadinya.

Tema Utama Dear David

Salah satu tema yang dominan dalam Dear David adalah kritik terhadap budaya bullying yang marak di dunia maya. Film ini menggambarkan bagaimana tindakan mengolok-olok dan trolling di media sosial dapat memiliki konsekuensi berbahaya.

Ketika Adam berhadapan dengan konsekuensi dari kata-katanya sendiri, penonton diajak untuk merenungkan dampak dari komentar negatif dan cyberbullying. Selain itu, film ini juga menyoroti tema isolasi dan dampak dari ketenaran di dunia digital, di mana Adam merasa semakin terasing dari teman-teman dan orang-orang terdekatnya.

Baca Juga: Dream Productions: Animasi Keren yang Bikin Kamu Betah Nonton!

Karakter dan Perkembangannya

Karakter utama dalam film ini adalah Adam Ellis, yang diperankan oleh Augustus Prew. Adam adalah sosok yang sangat mudah dihubungkan oleh penonton karena perjuangannya dengan tekanan di tempat kerja serta kehidupan pribadinya. Dia berjuang untuk tetap relevan di dunia yang cepat berubah, yang dipenuhi dengan komentar dan kritik.

Kehadiran David tidak hanya menambah elemen horor dalam hidupnya tetapi juga memperburuk masalah yang sudah ada. Karakter lain yang penting adalah Evelyn, teman dekatnya, yang diperankan oleh Andrea Bang, yang memberi pandangan mendukung ketika Adam terjebak dalam kekacauan yang disebabkan David. Ada juga Bryce, bos Adam yang dimainkan oleh Justin Long, yang lebih fokus pada performa kerja daripada kesejahteraan karyawannya.

Teknik Sinematografi dan Gaya Pendongengannya

Teknik Sinematografi dan Gaya Pendongengannya

Pengarahan John McPhail dalam Dear David berhasil menciptakan atmosfer yang menegangkan dan menakutkan. Dengan penggunaan pencahayaan yang cermat dan teknik sinematografi yang cerdas, McPhail menyoroti ketegangan yang dialami Adam. Elemen horor yang ditampilkan dengan cara yang tidak biasa, seperti penggambaran mimpi buruk, memberikan nuansa baru pada genre horor.

Meskipun film ini menyuguhkan banyak klise yang umum ditemukan dalam film horor, McPhail mengubah beberapa adegan tersebut. Menjadi pengalaman yang menarik bagi penonton, termasuk memberikan warna dan humor pada karakternya.

Respon dan Kritik

Meskipun banyak penonton menghargai Dear David sebagai film horor yang memiliki nuansa kesedihan dan faktor ketegangan. Lebih mendalam, tidak sedikit yang merasa bahwa film ini tidak memenuhi harapan. Kritikus menilai bahwa narasi yang dihasilkan terkadang cenderung datar dan tidak seimbang dengan tadisi horor-nya.

Beberapa penonton merasa bahwa film ini lebih banyak mengandalkan lelucon dan momen ringan dibandingkan menciptakan ketakutan yang menggelora. Meskipun begitu, penampilan karakter-karakter utamanya, terutama yang dimainkan oleh Augustus Prew. Berhasil memberikan keakraban sekaligus mendalami sifat psikologis karakter yang kuat.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, Dear David adalah film yang menggambarkan bagaimana ikatan antara mentalitas dunia maya. Pengaruhnya terhadap individu dapat menjadi sangat mengganggu. Dengan memadukan elemen horor dengan cerita nyata di baliknya, film ini menciptakan pengalaman yang tidak hanya menakutkan. Tetapi juga mencerminkan tantangan yang dihadapi banyak orang di era digital saat ini.​

Meskipun ada elemen yang mungkin sulit dipahami oleh sebagian penonton, film ini tetap menawarkan pelajaran penting tentang kehadiran, cyberbullying. Bagaimana tindakan kita di dunia maya dapat membawa dampak nyata dalam kehidupan kita sendiri dan orang lain.

Dengan memahami latar belakang dan unsur-unsur yang ada dalam film Dear David, penonton dapat lebih menghargai upaya adaptasi cerita viral yang menarik. Film ini tidak hanya ingin menakut-nakuti, tetapi juga ingin menyampaikan pesan penting yang relevan dengan pengalaman modern kita.

Melalui perjalanan Adam menghadapi David, kita diingatkan akan pentingnya menjalin hubungan yang sehat. Responsibility di era media sosial yang semakin mendominasi kehidupan kita sehari-hari. Bagi para penggemar horor, Dear David mungkin bukan sekadar film biasa, tetapi lebih merupakan refleksi mendalam. Simak dan ikuti terus informasi terlengkap tentang Review Film yang akan kami berikan setiap harinya.

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *