Almarhum (2025): Film Horor Keluarga yang Mengguncang Jiwa

bagikan

Almarhum adalah film horor Indonesia tahun 2025 yang disutradarai oleh Adhe Dharmastriya dan diproduksi oleh Unlimited Production.

Almarhum (2025): Film Horor Keluarga yang Mengguncang Jiwa

Dibintangi oleh Safira Ratu Sofya sebagai Nuri, Dimas Aditya sebagai Wisesa, dan Rukman Rosadi sebagai Pak Mulwanto, film ini tayang perdana pada 9 Januari 2025 dan langsung mencuri perhatian penonton.

Mengusung tema kutukan keluarga dan rahasia masa lalu yang kelam, Almarhum tampil dengan atmosfer menyeramkan, karakter yang kuat, dan pesan moral yang membekas lama setelah film usai. Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran REVIEW FILM INDONESIA.

tebak skor hadiah pulsa  

Sinopsis Film Almarhum

Nuri (Safira Ratu Sofya) kembali ke rumah masa kecilnya setelah kematian mendadak ayahnya, Pak Mulwanto (Rukman Rosadi). Ia mewarisi rumah tua yang telah lama kosong, ditemani oleh suaminya, Wisesa (Dimas Aditya). Awalnya, mereka berencana merenovasi dan menjual rumah tersebut, namun teror mulai muncul sejak malam pertama mereka menginap.

Suara tangisan di kamar kosong, penampakan sosok samar, hingga mimpi buruk tentang masa kecil yang terlupakan menghantui Nuri. Ia bertemu kembali dengan tetangga lama seperti Mbah Sukma (Ruth Marini) dan Pak Suyono (Rizky Hanggono) yang menyimpan rahasia tentang keluarga Nuri.

Nuri menemukan bahwa almarhum ayahnya terlibat dalam ritual kuno untuk menyelamatkan keluarganya dari kutukan namun dengan harga yang mengerikan. Seiring misteri terbuka, Nuri menyadari bahwa dirinya adalah bagian dari perjanjian kelam tersebut. Dalam usaha menyelamatkan dirinya dan suaminya, Nuri harus menghadapi arwah ayahnya sendiri serta sejarah berdarah keluarga yang telah lama dikubur.

Tema dan Pesan Moral Film Almarhum

Almarhum tidak hanya menyuguhkan horor fisik, tetapi juga menggali sisi emosional melalui tema trauma masa kecil, penyesalan, dan kutukan turun-temurun. Film ini menyampaikan pesan bahwa masa lalu yang tidak diselesaikan akan terus menghantui hingga generasi selanjutnya.

Selain itu, film ini menyentil bagaimana orang tua kadang membuat keputusan ekstrem demi ‘melindungi’ keluarga, tanpa mempertimbangkan dampaknya secara jangka panjang. Ada juga pesan moral mengenai keberanian untuk menghadapi kenyataan, betapa pun pahitnya, demi memutus rantai kejahatan dan penderitaan.

Baca Juga: Mengupas Plot dan Karakter Yang Menarik di Film Netflix “Outside the Wire”

Karakter dan Penampilan Aktor

Karakter dan Penampilan Aktor

Safira Ratu Sofya tampil menonjol sebagai Nuri. Ia membawa emosi mendalam dalam menggambarkan ketakutan, trauma, dan keberanian. Dimas Aditya sebagai Wisesa tampil meyakinkan sebagai pasangan yang penuh dukungan, namun pelan-pelan ikut terseret dalam kengerian.

Rukman Rosadi sebagai Pak Mulwanto tampil menakutkan sekaligus tragis, memberikan performa dualitas antara sosok ayah penyayang dan pelaku ritual terkutuk. Karakter pendukung seperti Mbah Sukma (Ruth Marini), Pak Suyono (Rizky Hanggono), dan Ibu Rahmi (Nova Eliza) turut memperkuat suasana mencekam, menghadirkan lapisan misteri yang perlahan-lahan terungkap dengan cerdas.

Musik dan Suara Film Almarhum

Kekuatan besar film Almarhum ada pada tata suara dan musiknya. Suara pintu berderit, bisikan halus, dan suara-suara dari dimensi lain mengisi ruang dengan nuansa gelap dan meresahkan. Musik latar menggunakan perpaduan gamelan Jawa dan dentingan piano minor yang mempertebal suasana horor lokal yang khas.

Penggunaan keheningan dalam beberapa adegan justru menjadi kekuatan utama dalam membangun ketegangan. Kontras antara sunyi dan suara tiba-tiba membuat penonton selalu waspada dan merasa tidak aman sepanjang film.

Kelemahan dan Kritik

Meski memikat, Almarhum tidak sepenuhnya sempurna. Alur cerita di awal terasa agak lambat, terutama dalam membangun hubungan Nuri dan warga desa. Beberapa karakter pendukung seperti Ajeng (Meisya Amira) dan Yanda (Alzi Markers) terasa kurang tergali dan hanya berperan sebagai pengisi tanpa kontribusi besar pada perkembangan konflik.

Puncak ketegangan di babak akhir terasa sedikit terburu-buru, sehingga emosi yang dibangun sepanjang film tidak sepenuhnya terbayar tuntas. Akan lebih kuat jika konfrontasi antara Nuri dan arwah ayahnya diberi waktu lebih panjang untuk mendalamkan konflik emosional.

Kesimpulan

Almarhum adalah sajian horor Indonesia yang patut diapresiasi. Dengan tema yang kuat, penampilan akting yang solid, dan atmosfer mencekam, film ini berhasil menghadirkan cerita seram yang berbeda dari horor klise biasa. Adhe Dharmastriya menunjukkan kepiawaiannya menggabungkan horor supranatural dengan drama keluarga yang emosional.

Bagi penggemar film horor lokal dengan sentuhan budaya dan lapisan psikologis, Almarhum menjadi tontonan yang memuaskan sekaligus menggugah. Ini adalah salah satu horor paling kuat yang membuka tahun 2025, dan akan meninggalkan kesan mendalam di benak penonton.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari portallebak.pikiran-rakyat.com
  2. Gambar Kedua dari jatimtimes.com

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *