Mantra Surugana – Kengerian Iblis dalam Tradisi Sunda yang Menghantui

bagikan

Mantra Surugana merupakan karya horor yang menarik untuk ditonton, mempersembahkan nuansa kegelapan dan budaya lokal Sunda.​

Mantra Surugana – Kengerian Iblis dalam Tradisi Sunda yang Menghantui

Kisah Tantri yang terjerat dalam kutukan dan mantra yang mengerikan menyampaikan pesan moral tentang pentingnya menghadapi masa lalu dan menjaga hubungan dengan diri sendiri serta lingkungan. Walaupun film ini memiliki beberapa kelemahan dalam pengembangan karakter dan plot, sinematografi yang mumpuni dan score musik yang mendukung atmosfer film membuat pengalaman menonton menjadi memikat. Keberhasilan film ini di box office dan penerimaan positif dari penonton menunjukkan potensi yang dimiliki oleh industri film Indonesia dalam mengangkat cerita-cerita lokal. Dalam artikel REVIEW FILM INDONESIA kita akan membahas lebih banyak flim Horor lainnya.

Sinopsis Film

Mantra Surugana mengisahkan Tantri, seorang mahasiswi baru yang tinggal di sebuah asrama yang memiliki koneksi dengan mantra dan kutukan dari masa lalu. Ketika Tantri mulai mengalami kejadian misterius setelah pindah ke kamar yang sebelumnya dihuni oleh Arum. Kehebohan di antara teman-teman sekamarnya pun mulai terjadi.

Mereka terpaksa menyelidiki hilangnya Arum, sementara ancaman semakin mendekat saat mahasiswa lain bernama Luki juga menghilang dan ditemukan tewas dalam keadaan mengenaskan. Cerita ini mengangkat tema tentang kekuatan mantra kuno yang membangkitkan iblis Surugana, yang dikenal dapat menuntut korban jiwa.

Tema dan Pesan Moral

Film ini mengangkat tema tentang kekuatan dan bahaya dari tradisi serta kepercayaan. Meskipun memperlihatkan kekuatan dari mantra kuno dan kepercayaan lokal, film ini juga memperingatkan tentang konsekuensi yang bisa ditimbulkan oleh penyalahgunaan kekuatan tersebut. Pesan moral yang terkandung dalam film ini adalah bahwa masa lalu tidak bisa diabaikan setiap tindakan memiliki konsekuensi yang dapat mempengaruhi kehidupan kita di masa depan.

Film ini juga menggambarkan pentingnya keberanian untuk menghadapi ketakutan dan tidak lari dari masalah. Tantri, sebagai tokoh utama, menunjukkan bagaimana dia berusaha mengatasi ketakutan dan menghadapi kenyataan pahit dari masa lalu saat mengatasi kutukan yang mengiktui dirinya.

Karakter dan Penampilan

Karakter Tantri menjadi pilar utama dalam film ini. Sitha Marino berhasil memerankan Tantri dengan sangat baik, menunjukkan evolusi karakter dari seorang mahasiswa baru yang naif menjadi sosok yang harus berjuang melawan kutukan. Aktingnya yang mendalam membuat penonton merasakan ketakutan dan ketidakpastian yang dihadapi Tantri.

Beberapa karakter pendukung, seperti teman-teman kuliah Tantri, juga menarik namun kurang dieksplorasi secara mendalam. Misalnya, Cindy Nirmala dan Messi Gusti, meskipun berperan penting, tidak sepenuhnya mampu mengeksplorasi kedalaman karakter mereka, sehingga terkadang terasa datar dalam dinamika film. Namun, interaksi mereka tetap memberikan lapisan cerita yang menambah kompleksitas film.

Baca Juga: The Grandmaster: Kisah Epik Sang Ahli Wing Chun

Cinematografi dan Visual

Dari segi sinematografi, Mantra Surugana menawarkan visual yang memukau dan atmosfer yang mencekam. Teknik sinematografi yang cerdas memberikan kehidupan pada kamar asrama dan sekitarnya, menciptakan nuansa terisolasi yang membuat penonton merasa terperangkap bersama Tantri. Penggunaan pencahayaan yang dramatis dan sudut pengambilan gambar yang efektif menambah elemen ketegangan dalam film.

Efek visual yang ditampilkan juga cukup mengesankan, memberikan sentuhan kegelapan yang meningkatkan nuansa horor secara keseluruhan. Semua elemen visual berkontribusi untuk membangun atmosfer yang tepat, menjadikan film ini menyenangkan untuk ditonton bagi pecinta genre horor.

Musik dan Suara

Musik dan Suara
Musik dalam film Mantra Surugana sangat penting untuk menciptakan suasana horor yang mendalam dan intens. Soundtrack utama, yang dinyanyikan oleh Sara Fajira, merupakan perpaduan antara genre Electronic Dance Music (EDM) dan musik etnik Jawa Barat. Elemen seperti alat musik Karinding, Tarawangsa (rebab), dan Kendang Sunda dimainkan secara cermat untuk memberikan nuansa magis yang melengkapi cerita film. Dan menjadikannya pengalaman audio yang unik dan menarik.

Video musik untuk soundtrack ini juga disutradarai oleh Eman Pradipta dan Dyan Sunu Prastowo. Yang berhasil mengintegrasikan elemen visual dengan kengerian film. Penampilan Sara Fajira dalam lagu ini diakui mampu membangun atmosfer yang sesuai dengan tema horor. Membuat soundtrack ini tidak hanya dapat dinikmati sebagai musik, tetapi juga sebagai bagian integral dari keseluruhan narasi film

Kelemahan dan Kritik

Film Mantra Surugana meskipun menarik, tidak luput dari beberapa kelemahan yang signifikan. Salah satu kritik utama adalah kurangnya pengembangan karakter, di mana beberapa karakter, termasuk Pak Ujang, tidak mendapatkan eksplorasi yang cukup. Sehingga penonton tidak benar-benar memahami latar belakang atau motivasi mereka. Karakter-karakter ini sering kali terasa datar dan lebih sebagai pelengkap daripada bagian integral dari alur cerita, yang mengurangi keterikatan emosional penonton terhadap cerita.

Selain itu, film ini juga mengalami masalah dengan plot holes yang mencolok. Kejadian-kejadian misterius, terutama di seputar hilangnya Luki, meninggalkan banyak pertanyaan yang tidak terjawab dan mengurangi daya tarik keseluruhan film. Meskipun ada potensi untuk jumpscare, kesempatan tersebut kurang dimanfaatkan. Sehingga momen-momen menegangkan lebih sedikit dari yang diharapkan oleh penggemar genre horor. Secara keseluruhan, meski film ini memiliki beberapa kualitas positif, kelemahan-kelemahan ini cukup mencolok dan mempengaruhi pengalaman menonton.

Penerimaan dan Kesuksesan

Film Mantra Surugana yang ditayangkan perdana pada 27 Juli 2023, berhasil menarik perhatian penonton di seluruh Indonesia. Sebagai film horor yang mengangkat tema budaya Sunda, film ini menciptakan suasana ketegangan yang disambut positif oleh masyarakat. Pemain utama seperti Sitha Marino dan Cindy Nirmala juga mendapatkan respon yang baik, dengan banyak penonton mengapresiasi performa mereka. Selain itu, antusiasme yang tinggi terlihat dari berbagai acara promosi yang dilakukan.

Meskipun film ini memperoleh sejumlah kritik terkait pengembangan karakter dan plot yang tidak sepenuhnya kuat. ​Mantra Surugana tetap mencatat kesuksesan di box office.​ Hal ini menunjukkan bahwa penonton Indonesia semakin terbuka terhadap film-film yang mengintegrasikan elemen budaya lokal dalam narasi horor. Keberhasilan film ini juga berpotensi menjadi pemicu bagi perkembangan lebih lanjut dalam industri perfilman Indonesia. Khususnya dalam genre horor yang mengangkat cerita rakyat dan tradisi

Kesimpulan

Film Mantra Surugana mengangkat cerita horor yang berfokus pada sosok iblis yang bangkit dari mantra dan kutukan. Menghantui seorang mahasiswi bernama Tantri. Dengan latar belakang budaya Sunda, film ini tidak hanya menawarkan nuansa ketegangan tetapi juga menjunjung tinggi kearifan lokal melalui penggunaan elemen tradisional. Kutukan yang melibatkan hilangnya dua tokoh, Arum dan Luki, menjadi penggerak utama dalam alur cerita. Membawa penonton dalam perjalanan mengeksplorasi misteri dan teror yang mengintai.

Secara keseluruhan, film ini berhasil menyuguhkan perpaduan antara horor dan mitologi lokal. Namun masih memiliki beberapa kelemahan dalam pengembangan karakter dan plot yang membutuhkan perhatian lebih. ​Meskipun demikian, Mantra Surugana menawarkan potensi yang kuat untuk menjadi salah satu film horor berkualitas di industri perfilman Indonesia. Menciptakan kesan yang mendalam bagi para penonton yang menyukai genre ini. Buat anda yang ingin tahu lebih banyak lagi tentang film-film lainnya? Anda bisa mengunjungi artikel kami hanya dengan klik link yang satu ini k-drama.id.

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *