|

Bukaan 8 – Drama Cinta dan Tanggung Jawab Menjelang Kelahiran

bagikan

Bukaan 8, disutradarai oleh Angga Dwimas Sasongko, hadir sebagai salah satu film komedi-drama yang menyoroti momen penting dan penuh tantangan dalam kehidupan sepasang suami istri.

Bukaan 8 – Drama Cinta dan Tanggung Jawab Menjelang Kelahiran

Mengisahkan tentang Alam dan Mia, film ini mengajak penonton untuk merenungkan arti tanggung jawab, cinta, dan kekeluargaan dalam konteks kehidupan masyarakat modern di Indonesia. Berikut adalah merupakan semua ulasan mendalam mengenai film ini.  Dalam artikel REVIEW FILM INDONESIA kita akan membahas lebih banyak flim Drama Komedi lainnya.

Sinopsis Film

Bukaan 8 berfokus pada perjalanan sepasang suami istri, Alam (diperankan oleh Chicco Jerikho) dan Mia (diperankan oleh Lala Karmela), yang sedang bersiap menyambut kelahiran anak pertama mereka. Cerita dimulai ketika Alam mengantar Mia ke rumah sakit untuk persalinan, tetapi menghadapi berbagai masalah, termasuk keputusan untuk memilih kamar VIP yang tidak terjangkau secara finansial. Dalam situasi yang chaos ini, keluarga Mia juga datang dan menimbulkan ketegangan, karena mereka tidak mempercayai Alam sebagai suami yang layak.

Alam berjuang melawan berbagai hambatan, termasuk ketidakcukupan uang dan keraguan dari orang tua Mia, Abah (Tio Pakusadewo) dan Ambu (Sarah Sechan). Sepanjang film, penonton diajak mengikuti upaya Alam untuk membuktikan dirinya sebagai suami yang bertanggung jawab, meskipun terus terjebak dalam situasi yang memprihatinkan dan konyol. Film ini diakhiri dengan momen yang penuh harapan, di mana kelahiran sang bayi membawa kebahagiaan dan rekonsiliasi antara Alam dan keluarga Mia.

Tema dan Pesan Moral

Tema utama dari Bukaan 8 adalah tentang tanggung jawab dan perjuangan seorang ayah menjelang kelahiran anak pertamanya. Film ini menggambarkan secara realistis tantangan yang dihadapi para orang tua masa kini, terutama dalam konteks ekonomi dan sosial. Alam, yang sangat aktif di media sosial, terjebak antara idealisme dan realitas, menggambarkan banyaknya orang di generasi milenial yang mengalami tekanan serupa.

Pesan moral yang dapat diambil dari film ini adalah pentingnya cinta dan dukungan keluarga dalam menghadapi tantangan, serta perlunya komunikasi yang baik antara suami dan istri. Melalui perjalanan Alam, film ini mengingatkan penonton bahwa meski dalam kondisi sulit, cinta dan kerja keras harus terus dilakukan untuk keluarga. Selain itu, film ini juga menyentuh kritikan sosial terhadap penggunaan media sosial yang sering kali menyita perhatian dan mengalihkan fokus kita dari tanggung jawab yang sebenarnya.

Karakter dan Penampilan

Film ini menghadirkan karakter-karakter yang kuat dan menarik. Alam, yang diperankan oleh Chicco Jerikho, adalah seorang suami muda yang berjuang dengan ketidakpastian dan tekanan untuk menjadi penyokong keluarga. Penampilan Chicco di film ini sangat memikat dia berhasil membawakan karakter yang kompleks dengan baik. Membuat penonton merasakan segala kesedihan dan kebahagiaan yang dialaminya.

Mia, yang diperankan oleh Lala Karmela, meskipun sebagian besar berada di ranjang rumah sakit. Memberikan penampilan yang kuat saat menunjukkan keteguhan dan ekspektasi terhadap suaminya. Karakter Ambu dan Abah, yang diperankan oleh Sarah Sechan dan Tio Pakusadewo, menambah dinamika cerita, memberikan pertentangan antara nilai-nilai tradisional dan modern di tengah situasi krisis keluarga. Pemeran lainnya, seperti Dayu Wijanto dan Dwi Sasono, juga memberikan kontribusi yang signifikan. Memperkuat tema kekeluargaan melalui kemampuan mereka dalam memberikan momen-momen canda dan drama yang mengesankan.

Baca Juga: Transformers – Dari Logam ke Pertempuran Bertahan Dan Menyerang

Cinematografi dan Visual

Dari segi sinematografi, Bukaan 8 menggunakan pendekatan yang unik dengan pengambilan gambar di lokasi yang sebenarnya, terutama di rumah sakit. Angga Dwimas Sasongko, sebagai sutradara, memilih untuk tidak menggunakan studio untuk mendapatkan detail yang lebih realistis. Dengan banyaknya penggunaan kamera yang bergerak, film ini memberikan kesan kehidupan sehari-hari yang lebih mendalam. Membuat penonton merasa seolah-olah mereka sedang ikut berada di dalamnya.

Visual yang ditampilkan dalam film ini cukup menawan, menggambarkan suasana rumah sakit dengan detail yang kaya. Pencahayaan yang diterapkan juga menciptakan nuansa yang tepat untuk setiap momen, baik yang dramatis maupun komedi. Pemanfaatan efek tata rias, seperti pada karakter yang sedang sakit, juga menambah kedalaman visual dari film ini.

Musik dan Suara

Musik dan Suara
Musik dalam Bukaan 8 adalah salah satu elemen penting yang memperkuat emosi dalam setiap adegan. Lagu tema yang dinyanyikan oleh band indie Payung Teduh, Untuk Perempuan yang Sedang Dalam Pelukan. Berhasil merangkum suasana haru dan harapan dalam film ini. Alunan melodi lembut yang muncul di latar belakang memperkuat momen-momen penting, dari kekacauan persalinan hingga kebahagiaan saat kelahiran.

Kualitas suara dan iringan musik dalam film ini juga sangat baik, membuat penonton terhubung secara emosional dengan karakter dan cerita. Musik tersebut tidak hanya berfungsi sebagai pengisi, tetapi juga memberikan kedalaman dan nuansa yang lebih dalam bagi pengalaman menonton.

Kelemahan dan Kritik

Meskipun Bukaan 8 memiliki banyak aspek positif, film ini tidak lepas dari kritik. Beberapa penonton merasa bahwa meskipun cerita yang diangkat sangat relevan, resolusi konfliknya terkesan tergesa-gesa dan tidak memuaskan. Banyak yang berpendapat bahwa masalah yang dihadapi Alam seharusnya mendapatkan penyelesaian yang lebih mendalam, sehingga penonton dapat lebih merasakan perjuangannya.

Ada juga kritik terhadap penggunaan humor, yang kadangkala dianggap tidak berhasil dan terasa repetitif. Meskipun film ini merupakan komedi, beberapa lelucon yang dilemparkan menjadi kurang efektif karena tidak adanya punchline yang kuat. Hal ini membuat sebagian adegan terkesan monoton, meskipun secara keseluruhan film ini tetap menghibur.

Penerimaan dan Kesuksesan

Film Bukaan 8 mendapat sambutan yang cukup baik dari penonton dan kritikus. Banyak yang mengagumi keberanian Angga Dwimas Sasongko untuk menjelajahi genre komedi, setelah sebelumnya lebih fokus pada film-film drama. Penampilan Chicco Jerikho dan Lala Karmela dipuji, dan chemistry antara keduanya dianggap sangat kuat, memberikan kedalaman pada cerita yang dihadirkan.

Film ini juga berhasil menimbulkan diskusi tentang isu-isu sosial yang diangkat, terutama dalam konteks keluarga modern di Indonesia. Dengan segudang pengamatan yang tajam terhadap dinamika masyarakat, film ini berhasil mengantarkan pesan yang relevan dan menggugah. Meski tidak menjadi blockbuster besar, Bukaan 8 tetap dianggap sebagai salah satu film yang layak ditonton. Terutama bagi mereka yang mencari kombinasi antara komedi dan drama dengan latar yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.

Kesimpulan

​Secara keseluruhan, Bukaan 8 adalah film yang menyajikan gambaran menarik tentang kehidupan keluarga modern yang diwarnai dengan tantangan, humor, dan makna mendalam.​ Dengan karakter-karakter yang mendalam, sinematografi yang menawan, serta musikan yang emosional. Film ini berhasil merangkum pengalaman yang universal dalam konteks yang khusus bagi masyarakat Indonesia.

Meskipun ada beberapa kelemahan dalam penyampaian dan penyelesaian cerita. Film ini tetap berhasil meninggalkan kesan positif dan tetap relevan bagi banyak penonton, menjadikannya sebagai salah satu film komedi yang berharga dan patut ditonton di tahun 2017. Buat anda yang ingin tahu lebih banyak lagi tentang film-film lainnya? Anda bisa mengunjungi artikel kami hanya dengan klik link yang satu ini k-drama.id.

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *