Selesai – Drama Perselingkuhan yang Mengguncang Hati di Tengah Pandemi
Selesai disutradarai oleh Tompi dan ditulis oleh Imam Darto, merupakan sebuah drama romantis yang menggambarkan kompleksitas hubungan dalam konteks perselingkuhan dan konflik rumah tangga.
Diperankan oleh Gading Marten, Ariel Tatum, dan Anya Geraldine, film ini menghadirkan narasi yang berani mengenai kesedihan dan tantangan di tengah pandemi. Meskipun memiliki premis yang menarik, Selesai menghadapi kritik dalam hal eksekusi cerita dan pengembangan karakter. Namun, ada momen-momen yang menonjol yang berhasil menggambarkan ketegangan emosional yang dihadapi oleh pasangan dalam menghadapi ketidaksetiaan. Dalam artikel REVIEW FILM INDONESIA kita akan membahas lebih banyak flim romantis lainnya.
Sinopsis Cerita
Selesai bercerita tentang pasangan muda, Broto (Gading Marten) dan Ayu (Ariel Tatum), yang tengah menghadapi masalah serius dalam rumah tangga mereka. Ayu ingin meninggalkan Broto karena sudah lelah diselingkuhi berkali-kali, dan niatnya untuk bercerai terancam ketika lockdown pandemi memaksa ibu mertuanya, Sriwedari (Marini Soerjosoemarno), untuk tinggal bersama mereka. Kehadiran Anya (Anya Geraldine) sebagai orang ketiga dalam hubungan mereka menambah ketegangan, menciptakan kisah cinta segitiga yang penuh intrik dan dilema moral. Melalui perjalanan karakter-karakter ini, film ini berusaha menyajikan gambaran nyata tentang masalah rumah tangga yang kerap diabaikan.
Karakter dan Pertunjukan Pemeran
Dalam film ini, karakter-karakter yang dimainkan oleh Gading Marten, Ariel Tatum, dan Anya Geraldine memberikan kedalaman pada cerita. Gading Marten sebagai Broto hadir sebagai suami yang penuh kekurangan; ia digambarkan pelupa, kurang tegas, dan terjebak dalam cinta terlarang yang akhirnya membuat penonton kesal. Ariel Tatum sebagai Ayu mempersembahkan karakter yang tampak kuat pada awalnya, namun lama-kelamaan, tampil dengan kompleksitas yang mengejutkan, mencerminkan perjuangan seorang wanita yang terjebak dalam hubungan yang menyakitkan.
Anya Geraldine, meskipun karakter tersebut hanya muncul sebentar, berhasil menambah ketegangan dalam hubungan Broto dan Ayu. Kriteria ketiga ini berfungsi untuk memperlihatkan bagaimana sudut pandang dan perasaan masing-masing karakter saling bertentangan dan merusak. Selain itu, karakter pendukung seperti Yani (Tika Panggabean) memberikan elemen humor dan rasa ringan dalam suasana yang penuh tekanan. Secara keseluruhan, casting film ini berhasil menghadirkan penampilan yang solid, meskipun ada kritik terhadap kualitas akting dalam beberapa momen yang dianggap kurang memuaskan.
Baca Juga: Tersanjung The Movie – Kisah Cinta dan Penderitaan yang Menghidupkan Nostalgia
Penulisan Naskah dan Dialog
Skenario yang ditulis oleh Imam Darto memiliki kekuatan dan kelemahan tersendiri. Secara garis besar, naskah menawarkan pandangan yang jujur dan realistis mengenai masalah rumah tangga dan perselingkuhan. Dialog-dialognya terasa kuat dan langsung, memperlihatkan ketidakharmonisan antara Broto dan Ayu. Namun, kelemahan terbesar terletak pada ritme penceritaan yang terasa berantakan, seringkali kehilangan arah pada bagian tengah film.
Naskah ini juga mencerminkan kompleksitas hubungan dengan elemen denotasi dan konotasi yang akan membuka ruang untuk analisis lebih mendalam, seperti yang dijelaskan dalam teori semiotik. Dialog yang berani dan sering kali eksplisit menunjukkan realitas pahit dari hubungan yang tidak setia, tetapi di lain sisi. Terdapat banyak momen yang terasa dipaksakan atau hanya bertujuan untuk menyajikan komedi yang tidak selalu berhasil.
Sinematografi dan Visual
Sinematografi dalam flim Selesai ditangani oleh Wirawan Sanjaya, yang dengan cermat menangkap nuansa emosional karakter melalui pengambilan gambar yang kalem dan artistik. Meskipun film ini banyak menggunakan satu lokasi, pendekatan ini menciptakan efek intim yang memperkuat cerita. Keberadaan banyak adegan one-shot memberikan kesan nyata dan mendalam, sekaligus menciptakan ketegangan semasa menonton.
Visual yang disajikan dalam film ini memiliki keindahan tersendiri, dengan perhatian terhadap detail di setiap sudut rumah yang dijadikan lokasi syuting. Hal ini efektif dalam menciptakan atmosfer yang tepat, mendukung perkembangan cerita yang gelap dan penuh ketegangan. Namun, beberapa kritik muncul mengenai gaya visual yang dianggap tidak konsisten dalam menyampaikan tema. Terkadang lebih mengedepankan estetika tanpa substansi yang memadai.
Tema dan Pesan Moral
Tema utama film Selesai adalah tentang cinta yang berlalu dan kesedihan yang ditimbulkannya. Lebih dari sekadar kisah perselingkuhan, film ini berusaha menggambarkan realita pahit dari hubungan yang tidak sehat dan bagaimana komunikasi yang buruk dapat memperburuk keadaan. Pesan moral yang dapat diambil adalah pentingnya keterbukaan dan kejujuran dalam hubungan. Serta bagaimana ketidaksetiaan dapat merusak bukan hanya pasangan, tetapi juga semua yang terlibat dalam hubungan tersebut.
Film ini mengeksplorasi tema kesedihan dan harapan, terutama dalam konteks pandemi yang menjadi latar belakang cerita. Saat banyak orang mengalami kesulitan, Selesai menunjukkan bagaimana keputusasaan dapat memengaruhi keputusan yang diambil dalam hidup, baik itu secara emosional maupun sosial. Pesan ini menjadi relevan ketika dikaitkan dengan pengalaman banyak orang dalam menghadapi tantangan selama masa sulit.
Kualitas Produksi dan Arahan
Arah yang diambil Tompi dalam film ini menunjukkan keberanian untuk menyajikan tema yang sensitif dengan cara yang jujur dan realistis. Meskipun ada momen yang tampak kurang terarah. Tompi berhasil menghadirkan drama yang emosional dengan mengandalkan penampilan para aktor dan pengambilan gambar yang efektif. Produksi film ini juga terpengaruh oleh kondisi pandemi, yang memaksa para pembuat film untuk beradaptasi dengan banyaknya tantangan. Termasuk pembatasan fisik dan pengambilan gambar di lokasi yang terbatas.
Respons Penonton dan Kritik
Selesai telah mendapat beragam respons dari penonton dan kritikus. Banyak penonton merasakan kedalaman emosional yang dihadirkan, terutama oleh karakter-karakter utamanya. Dan menghargai keberanian film dalam mengeksplorasi tema yang sensitif seperti perselingkuhan dan komunikasi yang buruk dalam hubungan. Beberapa kritikus menyebut film ini sebagai heboh promosi di media sosial namun malnutrisi. Meskipun premisnya menarik dan mengundang rasa penasaran. Film ini dianggap gagal dalam menyajikan kisah yang benar-benar memuaskan.
Keseluruhan Produksi dan Efek
Secara keseluruhan, film Selesai memberikan pengalaman yang menarik dan menggugah pikiran, meskipun tidak sepenuhnya sempurna. Kombinasi alur cerita yang kuat, karakter yang kompleks. Dan sinematografi yang menarik berhasil menyampaikan pesan yang dalam mengenai cinta dan kesedihan.
Film ini patut dipertimbangkan bagi mereka yang menikmati drama yang mengutarakan realitas pahit dari hubungan manusia. Selesai membuka diskusi tentang kekurangan dalam komunikasi dan kejujuran antara pasangan serta memberikan pandangan mendalam tentang cinta yang bisa mengarah pada sakit. Meskipun tidak semua penonton akan menyukai pendekatan dan hasil akhirnya.
Kesimpulan
Selesai adalah sebuah film yang berani dan jujur dalam mengeksplorasi tema yang rumit dan kadang tabu. Dengan skenario yang kuat dan penampilan aktor yang menonjol, film ini menawarkan gambaran realistis tentang cinta, kebohongan, dan kesedihan. Meskipun film ini menghadapi kritik dalam hal eksekusi dan ritme, kekuatan moral yang dibawanya membuatnya layak untuk ditonton. Bagi penonton yang mencari drama yang menyentuh perasaan dan memberikan pandangan baru tentang hubungan, Selesai adalah pilihan yang tepat. Buat anda yang ingin tahu lebih banyak lagi tentang film-film lainnya? Anda bisa mengunjungi artikel kami hanya dengan klik link yang satu ini k-drama.id.