Kupu-Kupu Kertas, Cinta dan Ideologi dalam Bayang-Bayang Sejarah!

bagikan

Kupu-Kupu Kertas, dirilis pada 7 Februari 2024, merupakan karya terbaru yang mengusung tema cinta di tengah konflik ideologis dengan latar belakang sejarah Indonesia, tepatnya peristiwa tahun 1965.

Kupu-Kupu-Kertas---Cinta-dan-Ideologi-dalam-Bayang-Bayang-Sejarah!

Disutradarai oleh Emil Heradi dan diproduksi oleh Denny Siregar Production dan Maxima Pictures, film ini mencoba menyajikan kisah yang menggugah hati dengan menghadirkan drama yang kaya akan konflik dan emosi. Dalam artikel ini, kita akan menyelami plot, karakter, tema, dan aspek teknis dari film ini. Meskipun mereka terlibat dalam hubungan romantis, realitas yang brutal dari konflik PKI dan pergerakan balasan terhadapnya, seperti Operasi Black Crow, memberi beban emosional yang mendalam dalam kisah mereka. Dalam artikel REVIEW FILM INDONESIA kita akan membahas lebih banyak flim drama lainnya.

Sinopsis Umum

Kupu-Kupu Kertas adalah film yang berlatar belakang tahun 1965 di Banyuwangi, Jawa Timur, yang mengisahkan cinta terlarang antara dua pemuda, Ikhsan dan Ning. Ikhsan berasal dari keluarga Nahdlatul Ulama (NU), sementara Ning merupakan putri dari anggota Partai Komunis Indonesia (PKI). Meskipun keduanya awalnya tidak mempermasalahkan perbedaan ideologi di antara mereka, situasi semakin memanas seiring dengan konflik antara simpatisan PKI dan NU, termasuk perebutan lahan yang memicu pertikaian berdarah. Ketika keluarganya menjadi korban kekerasan yang dilakukan oleh pihak PKI, Ikhsan harus menghadapi dilema antara membalas dendam atau menyelamatkan Ning, mewakili pertempuran antara cinta dan ideologi.

Baca Juga: Ronggeng Kematian – Tarian Terakhir Yang Mencekam

Tema Yang Di Angkat Kupu-Kupu Kertas

Kupu-Kupu Kertas mengangkat tema utama tentang cinta yang terhalang oleh perbedaan ideologi dalam konteks sejarah Indonesia, khususnya peristiwa G30S/PKI tahun 1965. ​Film ini menceritakan perjalanan cinta antara Ikhsan, yang berasal dari keluarga Nahdlatul Ulama (NU), dan Ning, putri anggota Partai Komunis Indonesia (PKI).​ Perbedaan latar belakang keluarga dan ideologi mereka menjadi tantangan yang besar dalam hubungan mereka. Menciptakan konflik yang tidak hanya bersifat pribadi tetapi juga sosial. Berikut beberapa tema yang di angkat dalam film tersebut adalah:

  • Cinta dalam Konflik Ideologis: Salah satu tema sentral dalam film ini adalah kekuatan cinta di tengah kekacauan dan konflik ideologis. Ikhsan dan Ning harus berjuang untuk menemukan ruang bagi cinta mereka di tengah ketegangan antara dua kelompok yang saling berhadapan.
  • Perjuangan dan Pengorbanan: Tema lain yang diangkat adalah perjuangan dan pengorbanan yang harus dilakukan dalam nama cinta dan ideologi. Baik Ikhsan maupun Ning dihadapkan pada pilihan sulit yang mengharuskan mereka untuk menentukan loyalitas mereka, baik kepada keluarga atau kepada cinta mereka satu sama lain.
  • Pendidikan Sejarah dan Moral: Secara keseluruhan, Kupu-Kupu Kertas juga mengandung elemen pendidikan sejarah yang penting. Melalui kisah cinta dan konflik yang ditampilkan, film ini bertujuan untuk memberi pemahaman kepada penonton tentang peristiwa kelam dalam sejarah Indonesia dan dampaknya pada kehidupan masyarakat.

Pemeran Utama & Karakter

Pemeran Utama & Karakter
Kupu-Kupu Kertas menampilkan sejumlah aktor papan atas Indonesia yang memberikan kehidupan pada karakter-karakter utama dalam film ini. Berikut adalah para pemeran utama beserta karakter yang mereka mainkan:

  • Amanda Manopo sebagai Ning: Amanda Manopo berperan sebagai Ning, seorang gadis muda yang berasal dari keluarga dengan ideologi Partai Komunis Indonesia (PKI). Ning digambarkan sebagai sosok yang kuat dan berpendirian.
  • Chicco Kurniawan sebagai Ikhsan: Chicco Kurniawan memerankan Ikhsan, pemuda yang terlahir dari keluarga Nahdlatul Ulama (NU). Meskipun pada awalnya ia tidak mempermasalahkan perbedaan ideologis dengan Ning.
  • Iwa K sebagai Rekoso: Iwa K berperan sebagai Rekoso, ayah Ning dan salah satu tokoh antagonis dalam film ini. Rekoso adalah pemimpin yang tak segan melakukan kekerasan untuk mempertahankan ideologinya dan kepentingan PKI.
  • Reza Oktovian sebagai Muso: Reza Oktovian memerankan Muso, tangan kanan Rekoso. Karakter ini memberikan warna tersendiri dalam dinamika keluarga Ning dan berperan dalam ketegangan yang berkembang antara dua kubu yang bertikai.
  • Samo Rafael sebagai Rasyid: Samo Rafael berperan sebagai Rasyid, kakak Ikhsan, yang juga terlibat dalam konflik segi antara PKI dan NU.
  • Fajar Nugra sebagai Zul: Fajar Nugra memainkan karakter Zul, yang turut ambil part dalam konflik antara kedua kubu tersebut. Meski perannya tidak sebesar karakter utama, keberadaannya menambah kompleksitas pada narasi secara keseluruhan.
  • Ayu Laksmi sebagai Sulastri: Ayu Laksmi berperan sebagai Sulastri, anggota keluarga yang memberikan gambaran lebih lanjut tentang latar belakang dan permasalahan yang dihadapi oleh karakter-karakter utama.

Aspek Visual dan Sinematografi

Aspek visual dalam film Kupu-Kupu Kertas sangat baik, seolah-olah berhasil membawa penonton kembali ke masa lalu pada tahun 1965. Sinematografi yang digunakan dalam film ini menampilkan kekuatan narasi yang kuat, dikombinasikan dengan visual yang memukau. Yang mengajak penonton untuk merasakan dan memahami perjuangan serta harapan dari tokoh-tokoh yang ada. Melalui penggambaran yang cermat terhadap elemen-elemen seperti warna, komposisi, dan dinamika. Film ini mampu menciptakan suasana yang autentik dan menghidupkan konteks sejarah yang diangkat.

Kekuatan dan Kelemahan

Film Kupu-Kupu Kertas memiliki kekuatan yang signifikan dalam penyajian akting para pemainnya. Terutama dalam menampilkan emosi yang mendalam dan keautentikan karakter yang diperankan. Seperti yang ditunjukkan oleh Amanda Manopo sebagai Ning dan Chicco Kurniawan sebagai Ihsan. Selain itu, film ini berhasil menghidupkan suasana tahun 1965 di Banyuwangi dengan detail yang memukau. Memperlihatkan kehidupan sehari-hari yang kuat dan atmosfer yang mendukung narasi Namun, kelemahan mendasar terletak pada alur cerita yang terasa terburu-buru.

Musik dan Suara

Dalam film Kupu-Kupu Kertas, aspek musik dan suara memainkan peran penting dalam memperkuat suasana emosional film. Penata musik Andi Rianto menciptakan skor orisinal yang menyentuh dan mengesankan. Yang berfungsi untuk mendukung momen-momen dramatis dan intim antara karakter-karakter utama. Musik dalam film ini, seperti dalam lagu-lagu yang diadaptasi dari karya sebelumnya, menghadirkan nuansa nostalgia yang mendalam serta koneksi dengan tema kehidupan dan kasih sayang yang digambarkan.

Penerimaan Penonton dan Kritik

Penonton merasakan kedalaman emosional dalam cerita yang membawa mereka memahami konflik ideologi yang terjadi, khususnya terkait peristiwa. Namun, ada juga beberapa kritik yang menganggap pengembangan karakter kurang mendalam. Sehingga mengurangi keterikatan emosional penonton dengan cerita. ​Secara keseluruhan, film ini dianggap sebagai karya yang menggugah kesadaran dan penting untuk ditonton, baik dari segi naratif maupun visual.

Kesimpulan

Film Kupu-Kupu Kertas merupakan sebuah karya yang menghadirkan kisah cinta terhalang ideologi dalam konteks sejarah Indonesia pada tahun 1965. Khususnya antara dua pemuda dari latar belakang yang sangat berbeda, Ikhsan dan Ning. Dengan penggambaran konflik antara Nahdlatul Ulama (NU) dan Partai Komunis Indonesia (PKI). Film ini tidak hanya menawarkan dramatika percintaan tetapi juga menyampaikan pesan mendalam tentang persatuan dan perdamaian di tengah ketegangan sosial. Buat anda yang ingin tahu lebih banyak lagi tentang film-film lainnya? Anda bisa mengunjungi artikel kami hanya dengan klik link yang satu ini k-drama.id.

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *